Terjadi tanggal 06 April 2013 (060413). Hari dimana aku mengalami hal yang tak akan pernah aku lupakan.
Dimulai ketika aku buang sampah di tong sampah yang terletak di halaman pesantren. Aku melihat temanku, Zia (nama samaran) sedang menyeduh susu putih di dekat termos. Setelah itu, dia memanggilku "Deta, sini!" "Apa ?" "Ini gimana bawanya? buat Andri (nama samaran)!" kata dia sambil memegang gelas kuning yang isinya susu . Andri adalah pacarnya, eh tapi katanya udah putus, eh gak tau deh. Pokoknya itu orang spesial baginya. Di dalam gelas tersebut, ada tulisan "Happy Anniv atau Happy Ending ya? 040612" Jadi, ketika Andri minum susu tersebut, dia langsung lihat tulisan itu. "Sama aku aja! aku bakal duluan ke sekolahnya kok! Sini susunya! kamu tunggu aku di sini ya!" kataku dengan mengambil susunya "Awas tumpah!"
Lalu, aku pun pergi ke kamar dan bersiap-siap untuk ke sekolah. Tapi sayangnya, aku malah bersantai-santai dan melupakan rencanaku itu. Tak kusangka, jam sudah menunjukkan pukul 07.40 WIB. Dan Zia sudah menunggu di depan mat'am (arab: tempat makan) dimana kita tadi bercakap-cakap.
"Lama banget sih!" kata Zia padaku ketika aku menghampirinya. "Iya. Maaf. Ah Zi, kayaknya kita telat banget deh, soalnya bagian keamanannya udah pada ngegedor!" seruku. "Ah, palingan akhir-akhir mah dihukumnya cuman squat jump aja deh Det !" kata Zia santai. Aku mengiyakan saja.
Aku dan Zia pun berjalan menuju sekolah. Dengan hati-hatinya, aku menyembunyikan gelas susu itu di balik kerudung putihku dan di halangi oleh buku-buku yang aku bawa (karena di sana gak bawa tas). Namun ketika aku sampai di lapangan, terlihat bagian keamanan yang sudah stand by di depan sekolah. Aku melihat, beberapa orang dihukum, berlari beberapa keliling, karena telat. Aku pun bingung harus bagaimana. Aku takut gelas susu itu kelihatan oleh bagian keamanan ataupun guru-guru disana. Dan gelas yang ada di balik kerudungku ini, sedikit-sedikit menumpahkan isinya. Karena tergoncang-goncang.
"Ijrinaa!!" (arab: Lari!) perintah salah satu bagian keamanan yang stand by di depan sekolah kepada kami.
"Zi, gimana dong ?" tanyaku ketakutan. "Gak tau Det !" jawabnya.
Setelah sampai di depan gerbang sekolah, kami berbaris. "Semuanya, lari dua keliling! Bukunya jangan di simpan!" begitulah perintah salah satu bagian keamanan.
Aku dan yang lainnya pun berlari dua keliling. Ya tentunya dengan gelas susu yang aku bawa, dan tentunya juga tumpah sebagian mengenai baju, kerudung, dan bukuku. Hari itu, aku sedang memakai baju batik. Aku pun berlari dengan hati-hati, walaupun sudah banyak susu yang tumpah.
"Deta! khudzii! khudzii!" (arab: Deta! Ambil! Ambil!) teriak Zia, tepat di belakangku. Tapi dia salah ngomong. Mungkin, dia ingin bilang Dho'ii, yang artinya simpan (susunya), karena dia terlalu panik kali ya.... Dan bodohnya lagi, aku tidak connect akan kesalahan itu. Dalam hati aku berkata "Na'am akhodztu!" (arab: Iya aku sudah ambil)
Walaupun aku harus lari dua keliling, dengan pengorbananku ini, aku senang bisa membantu Z. Dia mungkin malu membawa gelas susu ke sekolah. Aku membayangkan wajah Andri yang berseri-seri saat meminum susu itu ^^
Setelah itu, wajahku pucat deg-degan. Antara capek, dan takut ketahuan. Tapi, bagian keamanan tersebut menyuruh kami untuk masuk kelas. Hukuman pun selesai. Untuk menuju kelas Andri, kami harus naik tangga. Aku dan Zia 8b sedangkan Andri 8d (Kejadian ini ketika kami kelas 8). Dan letak kelas kami berbeda gedung. Karena kelas 8b yang asli sedang di pake untuk ujian, jadi kami di pindahkan untuk sementara waktu.
Ketika kami akan naik ke anak tangga yang pertama, kami bertemu dengan anak kelas 8, Robi (nama samaran).
"Rob, si Andri ada gak?" tanyaku padanya walaupun aku sudah tahu, dia ada.
"Enggak ada! Piket siang.." jawabnya lalu pergi meninggalkan kami. Piket siang itu, tugasnya menjaga dan membersihkan daerah asrama. Dengan kata lain, Andri tidak masuk kelas, karena tugasnya dari pagi sampai malam.
Kami pun mematung disana. Tidak menyangka apa yang terjadi. Merasa kecewa, sedih, kesal, dan konyol. Aku pun tidak nyaman dengan baju basahku dan bau susu ini. Buku-buku milikku juga, lengket sekali. Sebagian ada yang basah terkena susu. Tapi, Andri tidak ada. Masa aku harus pergi ke asrama putra untuk menemuinya dan memberikan susu ini padanya ?. Tidak terbayangkan. :(
Aku dan Zia datang ke kelas dengan lesu, dan muka manyun. Ketika kami tiba, seisi kelas langsung memandangi kami. Saling bertanya apa gerangan yang terjadi. Lalu aku menyimpan gelas itu di atas meja. Dan terduduk lemas bersama Zia
"Itu susu punya siapa Det?" tanya salah seorang temanku.
"Zia" jawabku.
"Oh, buat si Andri ya!" dan tebakannya benar.
"Aaaahhh, si Andrinya Harist nahar (arab: piket siang) ya!" kata temanku yang lain. Kami hanya mengangguk lesu.
"Zi, untung ada si Robi ya? jadi kita malu nya gak sama kelas 8d juga" kataku.
"Iya..." jawab Zia dengan murung.
Aku pun langsung meminum susu yang tersisi di gelas tersebut. Aku dan Zia pun tertawa mengingat ke jadian tadi. Dan kamu terus mengulang-ngulangnya sampai kami tertawa terbahak-bahak. :)
Ketika segelas susu menjadi saksi perjuangan seorang gadis berkacamata dan sahabatnya...